YaituTuhan yang bertaraf LAISA KAMISLIHI SYAIUN (Yang tidak berupa apa pun juga) Maksudnya lagi : MAN ini jika kita bawa pada pengertian NAFSAHU maka ia akan membawa kepada manusia yang “Laisa kamislihi syaiun ” yaitu manusia yang Batin atau dikenal sebagai INSAN atau di kenal juga sebagai DIRI SEBENAR DIRI yang bertaraf NYAWA atau NAFAS.
SEMARmemiliki arti Samar atau tersamar tidak jelas yg adalah Energy Hidup inilah laisa kamislihi syaiun atau tak dapat diserupakan dengan apapun alias Inti Energy. Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya. Bebadra = Membangun sarana dari dasar alias DASAR SEMUA KEHIDUPAN.
Akantetapi dzikir dalam arti luas berpikir akan kekuasaan dan kebesaran tuhan, Allah Swt dari dzatnya itu sendiri dan sifat-sifat yang tidak berkenan bagi Allah yaitu yang terdapat dalam Alquran laisa kamislihi syaiun 108(Allah berbeda dengan makhluk). Dilihat dari dzatNya tuhan berbeda sama sekali dengan alam, melebihi dan mengatasi alam
3TANDA MANISNYA IMAN | Kajian Subuh di Masjid Arafah, Kota Duri, Riau 25.4.2021. Bismillahirohmanirohim Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala rosulillah Sayyidina wamaulana Muhammad Ibni Abdillah Wa Alaihi wa Mada anjayyyyyy robbisrohli sodri wayassirli Amri wahlul uqdatammillisaani yafkahul kauli
LAISAKAMISLIHI SYAIUN BERBANDING TRILOGY TAUHID ALA SEBUAH SEKTE.. Jika penganut Ahlus sunnah wal jama`ah menemukan ayat di dalam Alquran y ang menyebut lafadz YADULLAH, yang secara arti dalam kamus bahasa adalah tangan Allah, maka Ahlus sunnah wal jamaah harus menta`wili dengan arti: KEKUASAAN/RAHMAT Allah.
Kemahabbahan(kecintaan) terhadap “Dzat Laisa kamislihi Syaiun” yang mana dalam mahabbah itu mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. B. Dasar-dasar TQN. khas. Zikir bimakna khas adalah “hudurul Qalbi ma’allah” (hadirnya hati kita bersama Allah). Zikir dalam arti khusus ini terbagi dua 1) zikir jahr dan 2) zikir khafi.
Yangterpenting dari ajarannya adalah pemberian arti kerohanian dari pergulatan antara terang dan gelap dalam ajaran zoroaster tersebut. c. Allah itu “laisa kamislihi syaiun” tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya. d. Mengimani sifat-sifat Khabariah (yang dikhabarkan Allah tentang diriNya), yaitu : 1. Wujud (Ada).
XHZuUom.
Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan; tidak pula ada seorang pun yang setara dengan-Nya.” QS al-Ikhlas [112] 1-4.Sabab an-Nuzûl Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Aliyah, dari Ubay bin Kaab ra., bahwa kaum musyrik pernah berkata kepada Nabi saw, “ Wahai Muhammad, sebutkanlah nasab Tuhanmu kepada kami!” Lalu Allah SWT menurunkan surat ini. Riwayat senada juga disampaikan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Jarir. Abu Ya’la meriwayatkannya dari Jabir ra. 1. Keutamaan Surat al-Ikhlas Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah bahwa ada seorang laki-laki yang dikirim dalam sebuah sariyah ekspedisi perang. Dia membaca al-Quran dalam shalat dengan teman-temannya, lalu dia menutupnya dengan surat ini. Setelah kembali, mereka menyampaikannya kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda, “ Tanyakanlah kepadanya, mengapa dia mengerjakan itu.” Mereka pun bertanya kepada orang itu, lalu dia menjawab, “Karena itu sifat Ar-Rahmân dan aku senang membacanya.” Kemudian beliau bersabda, “Kabarkanlah kepadanya bahwa Allah SWT mencintainya.” Dari Imam Ahmad dan at-Tirmidzi, dari Anas ra., pernah ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Sesungguhnya saya mencintai surat ini Qul huwal-Lâh Ahad dst.” Rasulullah saw. bersabda, “ Kecintaanmu terhadapnya memasukkanmu ke dalam surga lafal hadis dari Imam Ahmad.” Imam al-Bukhari dan Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “ Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya surat al-Ikhlas itu setara dengan sepertiga al-Quran .” Tafsir Ayat Allah SWT berfirman Qul huwal-Lâh Ahad Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”. Perintah Qul dalam ayat ini ditujukan kepada Rasulullah saw. Apabila dikaitkan dengan sabab nuzûl -nya, perkataan itu merupakan jawaban atas pertanyaan kaum musyrik mengenai sifat Tuhan yang beliau dakwahkan. Perintah itu juga berlaku bagi seluruh umatnya, sebab khithâb al-Rasûl khithâb li ummatihi seruan kepada Rasul, juga seruan kepada umatnya. Dalam ayat ini, beliau dan umatnya diperintahkan untuk mengatakan Huwal-Lâh Ahad ; bahwa Tuhan yang mereka tanyakan itu adalah Allah dan Allah itu hanya satu. Sebab, kata ahad bermakna wâhid satu. 2. Bahkan ditegaskan al-Baghawi, tidak ada perbedaan makna antara ahad dengan wâhid . 3. Kendati sama-sama menunjuk pada jumlah satu, menurut sebagian mufassir ada perbedaan di antara keduanya. Dinyatakan oleh al-Azhari bahwa sifat ahadiyyah hanya digunakan untuk Allah. Sebagai buktinya, tidak dikatakan rajul ahad wa dirhâm ahad, tetapi dikatakan rajul wâhid wa dirhâm wâhid. 4. Pendapat senada juga dikemukakan Tsa’lab. 5. Mengenai pengertian ayat ini secara keseluruhan, Ibnu Katsir memaparkan, “ Dialah al-Wâhid al-Ahad; tidak ada yang setara dan pembantu; tidak ada sekutu, yang serupa dan sepadan dengan-Nya. Ungkapan ini tidak diucapkan kepada siapa pun kecuali Allah Azza wa Jalla. Sebab, Dia Mahasempurna dalam semua sifat dan perbuatan-Nya.” 6. Dalam ayat berikutnya kemudian ditegaskan Allâh ash-Shamad Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dijelaskan az-Zamkhsyari dan asy-Syaukani, kata ash-shamad merupakan fi’l yang bermakna maf’ûl . 7. Menurut asy-Syaukani, kata tersebut seperti halnya kata al-qabdh yang bermakna al-maqbûdh yang digenggam. Kata ash-shamad pun demikian, bermakna al-mashmûd ilayhi , yakni al-maqshûd ilayhi yang dituju. Jadi, makna ash-shamad adalah al-ladzî yushmadu ilayhi fî al-hâjat pihak yang dituju atau dijadikan sebagai sandaran dalam berbagai kebutuhan. Hal itu disebabkan karena keberadaan-Nya yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan. 8. Penjelasan yang sama dikemukakan al-Qurthubi, al-Sa’di, dan al-Zuhaili. 9. Ibnu Abbas, sebagaimana dikutip al-Qurthubi, juga berpendapat demikian. Menurutnya, pengertian ini sejalan dengan QS an-Nahl [16] 53. 10. Selain makna itu, ada beberapa makna ash-shamad yang disampaikan oleh para mufassir. Menurut Ibnu Abbas dalam riwayat lain, Said bin Jubair, Mujahid, al-Dhahhak, Ikrimah, dan al-Hasan, kata ash-shamad berarti Zat yang tidak lapar. asy-Sya’bi juga memaknainya sebagai Zat yang tidak makan dan tidak minum. 11. Abu Aliyah memaknai ash-shamad sebagai Zat yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Sebab, tidak ada yang beranak kecuali dia diwarisi; dan tidak ada yang diperanakkan kecuali dia akan mati. Allah SWT pun memberitakan kepada kita bahwa Dia tidak diwarisi dan tidak beranak. 12. Ubay bin Kaab juga berpendapat bahwa makna ash-shamad dijelaskan oleh ayat sesudahnya Lam yalid walam yûlad; walam yakun lahu kufuw[an] ahad. 13. Penafsiran lain diberikan Qatadah dan al-Hasan. Keduanya mengatakan bahwa ash-shamad bermakna al-bâqi yang kekal. Kendati demikian, sebagaimana ditegaskan Ibnu Jarir ath-Thabari, penafsiran yang lebih tepat adalah yang sesuai dengan makna yang telah dikenal oleh orang yang bahasanya digunakan al-Quran. Menurut orang Arab, makna ash-shamad adalah as-sayyid yang dituju atau dijadikan sebagai sandaran; dan tidak ada seorang pun yang di atasnya. 14. Dikatakan juga oleh Ibnu Anbari bahwa tidak terdapat perbedaan di kalangan ahli bahasa bahwa ash-shamad adalah as-sayyid yang tidak ada lagi seorang pun di atasnya, yang semua manusia bersandar kepada-Nya dalam semua urusan dan kebutuhan mereka. 15. Selanjutnya Allah SWT berfirman Lam yalid walam yûlad Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan. Ayat ini memberikan pengertian bahwa tidak lahir dari-Nya anak; Dia juga tidak lahir dari sesuatu apa pun. 16. Az-Zamakhsyari mengatakan bahwa disebutkan lam yalid karena tidak ada yang sejenis dengan-Nya sehingga bisa dijadikan oleh-Nya sebagai istri, kemudian dari mereka lahirlah anak. Makna ini juga ditunjukkan oleh QS al-An’am [6] 101. 17. Meskipun dalam ayat ini digunakan kata lam, bukan berarti hanya menafikan masa lampau. Sebab, ayat tersebut berlaku abadi. Demikian pula nafiy dalam ayat ini. Menurut Fakhruddin ar-Razi, digunakannya kata lam karena merupakan jawaban atas ucapan mereka mengenai anak Allah SWT QS ash-Shaffat [37] 151-152. Kemudian surat ini diakhiri dengan firman-Nya walam yakun lahu kufuw[an] ahad dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. Maknanya, Allah Yang Maha Esa itu tidak ada yang menandingi atau menyamai-Nya. Menurut Ibnu Jarir ath-Thabari, kata al-kufu’ wa al-kufâ wa al-kifâ’ dalam bahasa Arab memiliki satu makna, yakni al-mitsl wa asy-syibh semisal dan serupa. 18. Itu berarti, tidak ada satu pun yang setara, sepadan, semisal atau sebanding dengan-Nya. Gambaran tentang Tauhid Dari segi jumlah ayat, surat ini tergolong singkat, hanya terdiri empat ayat. Kendati begitu, kandungan isinya amat padat. Keimanan kepada Allah SWT yang menjadi perkara mendasar dalam Islam dijelaskan amat gamblang. Tidak mengherankan jika Rasulullah saw. menyebut surat ini setara dengan tsuluts al-Quran sepertiga al-Quran. Dalam surat ini terdapat pelajaran penting. Setidaknya ada tiga perkara penting yang perlu ditandaskan kembali. Pertama asmâ’ nama Tuhan yang patut disembah. Sebagaimana telah diungkap, surat ini turun sebagai jawaban atas pertanyaan kaum musyrik mengenai Tuhan yang disembah Rasulullah saw. Ditegaskan dalam surat ini bahwa Huwal-Lâh Dia adalah Allah. Allah adalah nama Zat Pencipta alam semesta ini. Menurut al-Biqa’, nama ini—yakni Allah—menunjuk semua sifat kesempurnaan al-Jalâl wa al-Jamâl. Nama ini juga mencakup seluruh makna al-asmâ’ al-husnâ. 19. Bahwa nama Rabb al-âlamîn adalah Allah, amat banyak disebut dalam al-Quran. Dengan nama itu pula manusia diperintahkan untuk memanggil dan berdoa kepada-Nya QS al-Isra’ [17] 110. Oleh karena itu, manusia hanya boleh menyebut-Nya dengan nama yang telah diberitakan-Nya, yakni Allah, Ar-Rahmân, atau al-asmâ’ al-husnâ lainnya. Manusia tidak boleh memanggil-Nya dengan nama lain yang dibuat sendiri QS Yusuf [12] 40. Kedua tawhîdul-Lâh atau pengesaan terhadap Allah. Secara tegas dalam surat ini disebutkan bahwa Allah SWT itu Ahad. Dia hanya satu, bukan dua, tiga, atau lebih sebagaimana yang lazim diklaim oleh kaum kafir. Perkara ini amat banyak diberitakan dalam ayat al-Quran. Bahkan perkara ini didakwahkan oleh semua nabi dan rasul yang diutus Allah SWT. Tidak ada seorang pun di antara mereka kecuali mengajak pada tauhid lihat QS al-Anbiya’ [21] 25; asy-Syura [42] 13. Keesaan Allah juga ditegaskan dalam ayat lam yalid walam yûlad ; bahwa Allah tidak memiliki anak; tidak pula menjadi anak bagi selain-Nya; tidak ada pula yang diangkat dan dijadikan sebagai anak-Nya lihat QS al-Isra’ [17] 111; Yunus [10] 68. Keesaan Allah disebutkan dalam firman-Nya walam yakun lahu kuffuw[an] ahad; bahwa tidak ada yang sama, serupa, sejenis, setara atau sebanding dengan-Nya. Dia berbeda dengan semua makhluk-Nya QS al-Syura [42]11. Perkara tauhid ini merupakan perkara paling mendasar yang harus diimani oleh setiap manusia. Siapa pun yang menganggap tuhan lebih dari satu, memiliki anak atau ada yang setara dengan-Nya, maka dia telah terjatuh dalam kekufuran dan kesyirikan. Jika dicermati, semua agama selain Islam dalam konsep ketuhanannya telah terjatuh dalam kesalahan mendasar ini. Di antara agama itu ada yang menganggap selain Allah sebagai tuhan, tuhan lebih dari satu, atau ada makhluk yang setara dengan-Nya; tidak terkecuali agama yang sebelumnya dibawa oleh para nabi, seperti Yahudi dan Nasrani. Kedua agama itu pun dikotori hawa nafsu manusia sehingga terjatuh dalam kesyirikan. Yahudi menyebut Uzair sebagai anak Allah. Nasrani menyebut Isa sebagai anak Allah lihat QS at-Taubah [9] 30; al-Maidah [5] 72. Isa sendiri tidak pernah mengatakan perkataan batil itu lihat QS al-Maidah [5] 116. Dalam al-Quran cukup banyak ayat memberikan bantahan atas kebatilan anggapan Tuhan lebih dari satu. Dalam QS al-Anbiya’ [21] 22 ditegaskan, seandainya ada banyak tuhan selain Allah, maka langit dan bumi akan binasa. Orang-orang yang menganggap tuhan lebih dari satu, memiliki anak, atau menyekutukan-Nya dengan yang lain telah diancam dengan hukuman yang amat keras. Apabila mati dalam keadaan demikian maka dosanya tidak akan diampuni lihat QS al-Nisa [4] 48, 111. Surga diharamkan atas mereka. Neraka adalah tempat kembali mereka di akhirat; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya lihat QS al-Maidah [5] 72-73. Ketiga kesempurnaan sifât Allah. Dalam surat ini disebutkan bahwa Allah itu ash-shamad. Dalam al-Quran, kata ini hanya disebut dalam surat ini. Jika dicermati, sifat ini memiliki cakupan makna yang amat luas sekaligus meniscayakan adanya sifat-sifat lainnya. Sebagaimana telah dipaparkan, kata ini mengandung pengertian bahwa Dia adalah as-sayyid tertinggi dan tidak ada yang lebih tinggi lagi. Artinya, Dia memang Mahatinggi Al-Aliyy, Mahaagung Al-Azhîm dan semua sifat lainnya yang menunjukkan ketinggian-Nya. Kata ash-shamad juga mengandung makna bahwa Dia tidak memerlukan yang lain. Itu berarti, sebagaimana diterangkan az-Zamakhsyari, Dia adalah Al-Ghaniyy Mahakaya, tidak butuh terhadap yang lain. 20. Karena tidak membutuhkan yang lain, berarti Dia juga Al-Qadîr Mahakuasa, Al-Qawiyy Mahakuat, Al-Azîz Mahaperkasa, Al-Hayy Mahahidup dan semua sifat yang menunjukkan kekuatan-Nya. Allah juga menjadi sandaran dan tempat bergantung bagi semua makhluk-Nya. Dialah yang menciptakan semua makhluk-Nya Al-Khâliq , menghidupkan mereka Al-Muhyî , memberikan rezeki kepada mereka Ar-Razzâq, Ar-Razîq dan menolong hamba-Nya An-Nâshir serta semua semua sifat lainnya yang menunjukkan bahwa Dia menjadi sandaran dan tempat bergantung bagi seluruh hamba-Nya. Dengan demikian, hanya kepada-Nyalah manusia beribadah dan bermohon. Walhasil, surat ini memberikan gambaran amat jelas mengenai keimanan kepada Allah SWT. Sebagaimana disimpulkan Abdurrahman as-Sa’di, surat ini mencakup tawhîd al-asmâ’ wa al-shifât. Wallâh a’lam bi ash-shawâb.
Hakikat Insan - ALLAH & FIRMAN Bagaimana bisa Allah yang… Facebook لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌLAISA KAMITSLIHI SYAIUN Dialah Allah, Yang Maha Esa memahami laisa kamislihi syaiun - Ahmad - YouTube لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌLAISA KAMITSLIHI SYAIUN Bab 8 Soalan 52 Apakah maksud Allah melihat dengan SEKALI LIHAT? Allah mendengar dengan SEKALI DENGAR? Allah berkata dengan SEKALI KATA? Apa kaitannya dengan ayat KUN ALLAH SWT adalah Laisa Kamitslihi Syai’un - YouTube LAISA KAMISLIHI SYAIUN BERBANDING TRILOGY TAUHID ALA SEBUAH SEKTE - fitnah fitnah akhir zaman Pertuhankan hanya kepada Allah Tonnydreamtheater’s Blog Memahami Laisa Kamitslihi Syaiun Hikmah Buya Yahya - YouTube SITI JENAR - BONUS ARTIKEL Dzikrullah Bukan Ingat Allah tapi Sadar Allah Kata Dzikir memang kalau di terjemahkan menjadi ingat, tapi ketika dzikir tersebut di hubungkan dengan Allah “dzikrullah” maka objek ingat Laisa Kamislihi Syaiun Surat HARGAI - TVTarekat Rahasia ILLAHi - MARTABAT HATI Teringat ketika kakek ku berkata “cucuku.. cukup bagimu mengenalku lalu jagalah hati-mu selalu” .—————— Inilah hal yang menyatakan “MARTABAT HATI ” Hati itu ada 2 Apakah Allah Punya Wajah? Maksud Ayat Laisa Kamislihi Syai’un - Tadqiq Dakwah TQN PPSS Facebook Sholat dalam pandangan Ilmu Hakekat Jalan Akhirat Makna Laisa Kamitslihi Syaiun - Kajian Medina Allah Wujud Tiada Bertempat.. RAHSIA HAKIKAT SHOLAT LAISA KHAMISLIHI SYAIUN - TVTarekat Makna Laisa Kamitslihi Syaiun - Kajian Medina Khusus . Makrifat - ☆Haqikat Shalat Dan Perjalanan Hidup☆ Perjalanan hidup ataupun perjalanan dalam agama semua berdasarkan hukum dan aturan yg harus mampu dilalui dan ditaati serta mampu untuk dijalankan Kendati diri hanyalah seorang RAHSIA HAKIKAT SHOLAT Kitab Makrifat PDF Tasybih dan Tanzih Hai jiwa-jiwa nan tenang kembalilah… Ilmu Hikmah PDF Fitrah hakiki - 帖子 Facebook TvTarekat Ringkasan Mengenal Zikir Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat Zikir Rahsia - TVTarekat Makrifat tentang dzat Alllah sifat لَيْسَ كَمِثْلِهِ pada Alllah Allahu laysa kamithlihi shay' - Solo - YouTube keseluruhan Al Quran pada titik ba by siti sxn Hal Keadaan Tuhan ~ Pusaka Madinah Garis Besar Kitab Diri Yang Tersembunyi PDF Arti Laisa لَيْسَ dan Contoh Kalimatnya - TAMAN CINTA ALLAH TIDAK SERUPA DENGAN MAKHLUKYA doKTrin WAHDAH AL-WUJUD dalam nasKah RAMBANG Doktrin Wahdah AlWujud dalam Naskah Rambang Tegal Muhammad - [PDF Document] Fitrah hakiki - 帖子 Facebook MENGENAL DIRI, MENGENAL ALLAH~ - TVTarekat MAQOM AL MUWAHIDIN ''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''' ALAM ini se doKTrin WAHDAH AL-WUJUD dalam nasKah RAMBANG Doktrin Wahdah AlWujud dalam Naskah Rambang Tegal Muhammad - [PDF Document] Ajaran Mengenal Diri Studi Naskah Tasawuf yang Berkembang di Kalimantan Selatan Kajian Hadi ALLAH itu LAISA KAMISLIHI SYAIUN !!!! - YouTube Kumpulan Artikel Makrifat - 2 PDF Kitab Makrifat - Mempelajari Sholat Hakekat - ID5cfac9883cb60 Hal Keadaan Tuhan ~ Pusaka Madinah DOC NASKAH-NASKAH ILMU DAN AMALAN Abah Saddam - Fitrah hakiki - 帖子 Facebook Sandal jepit.. Sepasang sandal jepit Laman 2 KOSONG / ADAM. / MATI - TVTarekat MANUSIA PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM KEGIATAN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TQN DI LEMBAGA DAKWAH TQN SURYALAYA KABUPATEN CakNun Terbaru Allah Itu Laisa Kamitslihi Syaiun atau Tidak Menyerupai Apapun - YouTube Tuak Lombok Illahi - 1 PDF Mengenal Diri-Flip eBook Pages 201 - 250 AnyFlip AnyFlip PDF MANUSIA & TUHAN Erwin Saputra - NASKAH-NASKAH TAUHID Kitab Barencong Apk Download - APK free PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM KEGIATAN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TQN DI LEMBAGA DAKWAH TQN SURYALAYA KABUPATEN MANUSIA RAHSIA HAKIKAT SHOLAT - PDF Download Gratis One Mysterious Generation Official 489 2018 DUA KALIMAH SYAHADAH - akal baligh Kajian Hadi ALLAH itu LAISA KAMISLIHI SYAIUN !!!! - YouTube NASKAH-NASKAH TAUHID PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN keseluruhan Al Quran pada titik ba by siti sxn tenteraangin – Kajian Ilmu Ghaib Hakikat Shalat PDF Ilmu Hikmah [z0xj7xgywgln] MENGENAL DIRI, MENGENAL ALLAH~ - TVTarekat MANUSIA - PDF MANUSIA & TUHAN Erwin Saputra - Inilah Jawapan Satu Nama Allah Yang Tersembunyi 6 dec pg – MAKRIFAT TOK KENALI Bolehkah Membayangkan Dzat Allah? Islam NU Online PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM KEGIATAN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TQN DI LEMBAGA DAKWAH TQN SURYALAYA KABUPATEN Laisa kamislihi syaiun wahuwa samiul Basir ayat diatas menunjukkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala - Ilmu Hikmah [z0xj7xgywgln] MEMPELAJARI SHOLAT HAKEKAT Ini Jawaban Singkat di Mana, Bagaimana, Kapan, dan Berapa Allah Islam NU Online Makrifat tentang dzat Alllah sifat لَيْسَ كَمِثْلِهِ pada Alllah Mempelajari Sholat Hakekat [5143zxv5zolj] Mempelajari Sholat Hakekat [PDFTXT] RAHSIA HAKIKAT SHOLAT - PDF Download Gratis Makrifat Tok Kenali – MAKRIFAT TOK KENALI Dat laesa kamislihi wayang golek Lagu MP3 dan Video MP4 Download MB - Zona Lagu DOC NASKAH-NASKAH ILMU DAN AMALAN Abah Saddam - Mempelajari Sholat Hakekat [PDFTXT] Ngangsu Kaweruh - . MENEMPUH JLN KEROHANIAN DGN JLN DZIKIR ************************************************************* . 4 TAHAP DZIKIR ********************* 1. DZIKIR GHAFLAH LALAI 2. DZIKIR YAQAZAH SEDAR 3. DZIKIR KHUDUR Mempelajari Sholat Hakekat [5143zxv5zolj] ilmu hikmah - sejati - Tuhan dan CiptaanNya Hakikat Shalat PDF RAHSIA HAKIKAT SHOLAT Dat laesa kamislihi wayang golek Lagu MP3 dan Video MP4 Download MB - Zona Lagu PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM KEGIATAN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TQN DI LEMBAGA DAKWAH TQN SURYALAYA KABUPATEN PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN MEMPELAJARI SHOLAT HAKEKAT Dzikrullah Bukan Ingat Allah tapi Sadar Allah - Kajian Hakikat Huruf Hijaiyah Maret 2016
MAKNA LAISA KAMITSLIHI SYAI'UNOleh Abdul Wahab AhmadDalam al-Qur’an, ada satu ayat yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadis terkait sifat Allah. Ayat itu adalahلَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ"Tiada satu pun yang sama dengan Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11]Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tak semuanya tahu apa makna sebenarnya dari ayat yang tak tahu maksudnya akan mengira bahwa ayat itu berarti tak ada yang bentuknya atau karakter fisiknya sama dengan Allah. Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya tak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian punya dengan wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut para ulama sebagai mujassimah dan ini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. Coba saja anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat di atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang tetapi, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah-Maturidiyah tidak demikian memahami ayat di atas. Makna ayat itu adalah Allah benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, makna ini, maka apa bedanya Allah dengan yang lain? Jawabannya adalah berbeda dalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level bermanfaatSumber FB Ustadz Abdul Wahab Ahmad14 Januari 2021 pukul tauhid
Soalan 1 Apakah makna kalimah "laisa kamitslihi syaiun" ? Jawapan Kalimah "laisa kamitslihi syaiun" adalah firman Allah didalam al Quran surah as-syura ayat 11 yg bunyinya seperti berikut ِۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ Yang terjemahnya ialah "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan DIA dan DIAlah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat" As-Syura 42 11 Maksud kalimah "laisa kamitslihi syaiun" itu ialah Allah itu TIDAK semisal dengan sesuatu Allah itu TIDAK boleh dimisalkan Allah itu TIDAK ada persamaan dengan sebarang makhluk Allah itu TIDAK boleh disamakan dengan sebarang makhluk Allah itu TIDAK seumpama dengan sesuatu Allah itu TIDAK boleh diumpamakan Allah itu TIDAK serupa dengan sebarang makhluk Allah itu TIDAK boleh dirupa-rupakan Ringkasnya makna kalimah "laisa kamitslihi syaiun" ialah Allah Ta'ala itu TIDAK ADA PERSAMAAN DENGAN SEBARANG MAKHLUK SEKALIAN MAKHLUK. Wallohua'lam
arti laisa kamislihi syaiun