Halitu karena Ilmu merupakan cahaya yang Allah Ta'ala tanamkan di dalam hati manusia, sedangkan dosa dan kemaksiatan itu akan memadamkan cahaya tersebut. Lihatlah betapa banyak ilmu-ilmu yang telah kita pelajari, namun kemudian lenyap begitu saja ke dalam lembah kegelapan karena disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiat yang kita lakukan.
Monday 13 Rajab 1443 / 14 February 2022. Menu. HOME; RAMADHAN Kabar Ramadhan; Puasa Nabi; Tips Puasa
Ternyatadosa dan maksiat akan menghalangi rezeki dan keberkahan. Allah Ta'ala berfirman dalam QS. Al-Qalam ayat 17-19, 17. Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari, 18. dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin).
Tidakada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah Sunan Ibnu Majah Kitab Jihad. kecuali apabila diperintahkan untuk berbuat maksiat, maka tidak ada kata mendengar dan taat. Nadzar dalam maksiat Sunan Ibnu Majah Kitab Kafarah. wasallam bersabda: "Tidak ada nadzar dalam bermaksiat, dan tidak ada nadzar dalam perkara yang anak Adam tidak mampu
Artinya "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan." (HR Ibnu Majah). 7. ุงูุนูู
ูุจู ุงูููู ู ุงูุนู
ู. Artinya: "Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas."
LaranganBerbuat Maksiat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, yang artinya, "Rasulullah saw. bersabda, 'Tidaklah seorang pezina itu berzina sedang ia dalam keadaan Mukmin. Tidaklah seorang peminum khamr itu meminum khamr sedang ia dalam keadaan Mukmin. Tidaklah seorang pencuri itu mencuri sedang ia dalam keadaan Mukmin.
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kami akan coba membahas terkait hadits tentang maksiat. Semoga pembahasan hadits tentang maksiat ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Daftar Isi sembunyikan. 1. Memahami Hadits Tsauban dan Abu Hurairah. 2. Penjelasan Isykal.
LvtM. Eramuslim โ Maksiat memiliki berbagai dampak yang buruk, tercela, serta membahayakan hati dan badan di dunia maupun di akhirat. Jumlah maksiat tidak diketahui secara pasti, kecuali oleh Allah Subhanahu wa Taโala semata. Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, di antara dampak kemaksiatan yang dimaksud salah satunya menghalangi masuknya ilmu. Ilmu merupakan cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati, sedangkan maksiat merupakan pemadam cahaya tersebut. Ketika Imam asy-Syafii duduk sambil membacakan sesuatu di hadapan Imam Malik, kecerdasan dan kesempurnaan pemahamannya membuat syaikh ini tercengang. Beliau pun berujar, โSesungguhnya aku memandang Allah telah memasukkan cahaya ke dalam hatimu, maka janganlah kamu memadamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiatโ. Imam asy-Syafiโi berkata dalam syairnya, ุดููุช ุฅูู ูููุน ุณูุก ุญูุธู ุ ูุฃุฑุดุฏูู ุฅูู ุชุฑู ุงูู
ุนุง ุตู ููุงู ุงุนูู
ุจุฃู ุงูุนูู
ูุถู ุ ููุถู ุงููู ูุง ูุคุชุงู ุนุงุต โAku mengadu kepada Wakiโ tentang buruknya hafalanku. Dia menasehatiku agar aku tinggalkan kemaksiatan. Dia pun berkata Ketahuilah, sesungguhnya ilmu itu karunia. Dan karunia Allah tidak akan diberikan pada orang bermaksiat,โ Diwan asy-syafii, al-Fawa-idul Bahiyyah dan Syarh Tsulatsiyyatil Musnad. rol
Oleh Tim kajian dakwah alhikmah ุงูุญู
ุฏ ููู ุฑุจูู ุงูุนุงูู
ูู ูุงููุนุงููุจูุฉู ููููู
ูุชููููู ููุง ุนูุฏููุงูู ุฅูููุง ุนููู ุงูุธููุงูู
ููู ูุฃุดูุฏ ุฃูู ูุง ุฅูู ุฅูุงุงููู ูุญุฏู ูุง ุดุฑูู ูู ุฑุจูู ุงููุนุงูู
ูู ูุฅูููู ุงูู
ูุฑูุณููู ููููููููู
ู ุงูุณููู
ูุงุชู ูุงูุฃูุฑูุถููู ูุฃุดูุฏ ุฃู ู
ุญู
ุฏุง ุนุจุฏู ูุฑุณููู ุงูู
ุจุนูุซู ุจุงููุชุงุจู ุงูู
ูุจูู ุงููุงุฑููู ุจููููู ุงูููุฏู ูุงูุถูููุงูู ูุงููุบูููู ูุงูุฑููุดุงุฏู ูุงูุดููููู ููุงูููููููู ูุงูุตูููุงุฉู ูุงูุณูููุงู
ู ุนููู ุญูุจูููุจููุง ู ุดูููููุนููุง ู
ูุญู
ููุฏู ุณููููุฏู ุงูู
ูุฑูุณููู ู ุฅู
ุงู
ู ุงูู
ูุชูุฏูู ู ูุงุฆูุฏู ุงูู
ุฌุงูุฏูู ูุนูู ุขูู ูุตุญุจู ุจุนุฏุ ููุงุฃููุง ุงูู
ุณูู
ูู ุฃูุตููู
ูุฅูุงู ุจุชููู ุงููู ุนุฒ ูุฌู ูุงูุชููู
ูุณูููู ุจูุฐุง ุงูุฏูููู ุชูู
ูุณููููุง ูููููููุง ููุงู ุงููู ุชุนุงูู ูู ูุชุงุจู ุงููุฑูู
ุ ุฃุนูุฐ ุจุงููู ู
ู ุงูุดูุทุงู ุงูุฑุฌูู
โููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขูู
ููููุง ุงุชูููููุง ุงูููููู ุญูููู ุชูููุงุชููู ููููุง ุชูู
ููุชูููู ุฅููููุง ููุฃูููุชูู
ู ู
ูุณูููู
ูููู โ ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุฅูููู ุงููู
ูุคูู
ููู ุฅูุฐูุง ุฃูุฐูููุจู ููุงููุชู ููููุชูุฉู ุณูููุฏูุงุกู ููู ููููุจููู ููุฅููู ุชูุงุจู ููููุฒูุนู ููุงุณูุชูุบูููุฑู ุตููููู ููููุจููู ููุฅููู ุฒูุงุฏู ุฒูุงุฏูุชู ููุฐููููู ุงูุฑููุงูู ุงูููุฐูู ุฐูููุฑููู ุงูููููู ููู ููุชูุงุจููู ูููุงูู ุจููู ุฑูุงูู ุนูููู ูููููุจูููู
ู ู
ูุง ููุงูููุง ููููุณูุจูููู ยป. โ โSeorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat, โSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.โ HR Tarmidzi Maโasyiral muslimin rahimakumullahโฆ Tahukah Anda sekalian apa akibat yang menimpa diri kita jika kita melakukan maksiat? Ibnu Qayyim Al-Jauziyah telah meneliti tentang hal ini. Menurutnya, ada 22 akibat yang akan menimpa diri kita. Karena itu, renungkahlah, wahai orang-orang yang berakal! Akibat yang pertama adalah maksiat akan menghalangi diri kita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ุญูุฑูู
ุงูููู ุงููุนูููู
ู Jamaโah yang dimuliakan Allahโฆ. Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Tapi ketahuilah, kemaksiatan dalam hati kita dapat menghalangi dan memadamkan cahaya itu. Suatu ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafiโi yang luar biasa. Imam Malik berkata, โAku melihat Allah telah menyiratkan dan memberikan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.โ Perhatikan, wahai Saudaraku sekalian, Imam Malik menunjukkan kepada kita bahwa pintu ilmu pengetahuan akan tertutup dari hati kita jika kita melakukan maksiat. Akibat yang kedua adalah maksiat akan menghalangi Rezeki ุญูุฑูู
ูุงูู ุงูุฑูุฒููู Maโasyiral muslimin rahimakumullahโฆ. Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkan ketakwaan berarti menimbulkan kefakiran. Rasulullah saw. pernah bersabda, โSeorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.โ HR. Ahmad Karena itu, wahai Saudaraku sekalian, kita harus meyakini bahwa takwa adalah penyebab yang akan mendatangkan rezeki dan memudahkan rezeki kita. Jika saat ini kita merasakan betapa sulitnya mendapatkan rezeki Allah, maka tinggalkan kemaksiatan! Jangan kita penuhi jiwa kita dengan debu-debu maksiat. Jamaโah yang dimuliakan Allahโฆ. Akibat ketiga, maksiat membuat kita berjarak dengan Allah. Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, โJika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah perbuatan dosa itu. Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa di atas dosa.โ Akibat maksiat yang keempat adalah kita akan punya jarak dengan orang-orang baik. Semakin banyak dan semakin berat maksiat yang kita lakukan, akan semakin jauh pula jarak kita dengan orang-orang baik. Sungguh jiwa kita akan kesepian. Sunyi. Dan jiwa kita yang gersang tanpa sentuhan orang-orang baik itu, akan berdampak pada hubungan kita dengan keluarga, istri, anak-anak, dan bahkan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, โSesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang kendaraan dan istriku.โ Akibat kelima, maksiat membuat sulit semua urusan kita ุชูุนูุณูููุฑู ุฃูู
ูููุฑููู Maโasyiral muslimin rahimakumullahโฆ. Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka kemaksiatan akan mempesulit segala urusan pelakunya. Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gulita. Ibnu Abbas berkata, โSesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk.โ Begitulah, wahai Saudaraku, jika kita gemar bermaksiat, semua urusan kita akan menjadi sulit karena semua makhluk di alam semesta benci pada diri kita. Air yang kita minum tidak ridha kita minum. Makanan yang kita makan tidak suka kita makan. Orang-orang tidak mau berurusan dengan kita karena benci. Jamaโah yang dimuliakan Allahโฆ. Akibat keenam, maksiat melemahkan hati dan badan ุฃููู ุงูู
ูุนุงู ุตูู ุชูููููู ุงูููููุจ ู ู ุงููุจูุฏููู Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat, maka kuatlah badannya. Tapi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah. Tidak ada kekuatan dalam dirinya. Wahai Saudaraku, lihatlah bagaimana menyatunya kekuatan fisik dan hati kaum muslimin pada diri generasi pertama. Para sahabat berhasil mengalahkan kekuatan fisik tentara bangsa Persia dan Romawi padahal para sahabat berperang dalam keadaan berpuasa! Akibat maksiat yang ketujuh adalah kita terhalang untuk taatุญูุฑูู
ุงูู ุงูุทุงูุนูุฉู Orang yang melakukan dosa dan maksiat cenderung untuk tidak taat. Orang yang berbuat masiat seperti orang yang satu kali makan, tetapi mengalami sakit berkepanjangan. Sakit itu menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik. Begitulah. Jika kita hobi berbuat masiat, kita akan terhalang untuk berbuat taat. Saudaraku yang dimuliakan Allahโฆ. Maksiat memperpendek umur dan menghapus keberkahanุฃูู ุงูู
ูุนุงู ุตูู ุชูููุตุฑู ุงูุนูู
ูุฑู ูุจุฑูููุชูููู Ini akibat maksiat yang kedelapan. Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Padahal, tidak ada kehidupan kecuali jika hidup itu dihabiskan untuk ketaatan, ibadah, cinta, dan dzikir kepada Allah serta mencari keridhaan-Nya. Jika usia kita saat ini 40 tahun. Tiga per empatnya kita isi dengan maksiat. Dalam kacamata iman, usia kita tak lebih hanya 10 tahun saja. Yang 30 tahun adalah kesia-siaan dan tidak memberi berkah sedikitpun. Inilah maksud pendeknya umur pelaku maksiat. Sementara, Imam Nawawi yang hanya diberi usia 30 tahun oleh Allah swt. Usianya begitu panjang. Sebab, hidupnya meski pendek namun berkah. Kitab Riyadhush Shalihin dan Hadits Arbain yang ditulisnya memberinya keberkahan dan usia yang panjang, sebab dibaca oleh manusia dari generasi ke generasi hingga saat ini dan mungkin generasi yang akan datang. Maโasyiral muslimin rahimakumullahโฆ. Akibat kesembilan, maksiat menumbuhkan maksiat lainุงู ุงูู
ูุนุงุตูู ุชูุฒูุฑูุน ุฃูู
ูุซุงููุง Seorang ulama salaf berkata, jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi pelakunya. Karena itu, hati-hatilah, Saudaraku. Jangan sekali-kali mencoba berbuat maksiat. Kalian akan ketagihan dan tidak bisa lagi berhenti jika sudah jadi kebiasaan! Maksiat mematikan bisikan hati nurani ุถูุนููู ุงูููููุจู Ini akibat berbuat maksiat yang kesepuluh. Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan. Dan sebaliknya, akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan keinginan hati untuk bertobat. Inilah yang menjadikan penyakit hati paling besar kita tidak bisa mengendalikan hati kita sendiri. Hati kita menjadi liar mengikuti jejak maksiat ke maksiat yang lain. Jika sudah seperti itu, hati kita akan melihat maksiat begitu indah. Tidak ada keburukan sama sekali ุฃููู ููููุณูููุฎู ู
ููู ุงูููููุจู ุฅุณูุชูููุจูุงุญููุง Jamaโah yang dimuliakan Allahโฆ. Itulah akibat maksiat yang kesebelas. Tidak ada lagi rasa malu ketika berbuat maksiat. Jika orang sudah biasa berbuat maksiat, ia tidak lagi memandang perbuatan itu sebagai sesuatu yang buruk. Tidak ada lagi rasa malu melakukannya. Bahkan, dengan rasa bangga ia menceritakan kepada orang lain dengan detail semua maksiat yang dilakukannya. Dia telah menganggap ringan dosa yang dilakukannya. Padahal dosa itu demikian besar di mata Allah swt. Para pelaku maksiat yang seperti itu akan menjadi para pewaris umat yang pernah diazab Allah swt. Ini akibat kedua belas yang menimpa pelaku maksiat. ู
ููุฑุงูุซู ุนูู ู ุฃูู
ูุฉู ู
ูู ุงูุฃูู
ูู
ู ุงูุชูู ุฃูููููููุงู ุงูููู Homoseksual adalah maksiat warisan umat nabi Luth Perbuatan curang dengan mengurangi takaran adalah maksiat peninggalan kaum Syuโaib Kesombongan di muka bumi dan menciptakan berbagai kerusakan adalah milik Firโaun dan kaumnya. Sedangkan takabur dan congkak merupakan maksiat warisan kaum Hud Dengan demikian, kita bisa simpulkan bahwa pelaku maksiat zaman sekarang ini adalah pewaris kaum umat terdahulu yang menjadi musuh Allah swt. Dalam musnad Imam Ahmad dari Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, โBarangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongannya.โ Naโudzubillahi min dzalik! Semoga kita bukan salah satu dari mereka. Maโasyiral muslimin rahimakumullahโฆ. Akibat berbuat maksiat yang ketiga belas adalah maksiat menimbulkan kehinaan dan mewariskan kehinadinaan ุฃู ู ุงููู
ูุนูุตููุฉู ุณูุจูุจู ูููููุงูู ุงูุนูุจูุฏ ููุณููููุทูู ู
ูู ู ุนููููููู Kehinaan itu tidak lain adalah akibat perbuatan maksiat kepada Allah sehingga Allah pun menghinakannya. โDan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.โ Al-Hajj18. Sedangkan kemaksiatan itu akan melahirkan kehinadinaan. Karena, kemuliaan itu hanya akan muncul dari ketaatan kepada Allah swt. โBarang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan ituโฆ.โ Al-Faathir10. Seorang Salaf pernah berdoa, โYa Allah, anugerahilah aku kemuliaan melalui ketaatan kepada-Mu; dan janganlah Engkau hina-dinakan aku karena aku bermaksiat kepada-Mu.โ Akibat keempat belas, maksiat merusak akal kita ุงููู ุงููู
ูุนูุงุตูู ุชูููุณูุฏู ุงููุนููููู Saudaraku yang dimuliakan Allahโฆ. Tidak mungkin akal yang sehat lebih mendahulukan hal-hal yang hina. Ulama salaf berkata, seandainya seseorang itu masih berakal sehat, akal sehatnya itu akan mencegahnya dari kemaksiatan kepada Allah. Dia akan berada dalam genggaman Allah, sementara malaikat menyaksikan, dan nasihat Al-Qurโan pun mencegahnya, begitu pula dengan nasihat keimanan. Tidaklah seseorang melakukan maksiat, kecuali akalnya telah hilang! Akibat kelima belas, maksiat menutup hati. Allah berfirman, โSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.โ Al-Muthaffifiin14. Imam Hasan mengatakan hal itu sebagai dosa yang berlapis dosa. Ketika dosa dan maksiat telah menumpuk, maka hatinya pun telah tertutup. Akibat keenam belas, pelaku maksiat mendapat laknat Rasulullah saw. Saudaraku sekalian, Rasulullah saw. melaknat perbuatan maksiat seperti mengubah petunjuk jalan, padahal petunjuk jalan itu sangat penting HR Bukhari; melakukan perbuatan homoseksual HR Muslim; menyerupai laki-laki bagi wanita dan menyerupai wanita bagi laki-laki; mengadakan praktik suap-manyuap HR Tarmidzi, dan sebagainya. Karena itu, tinggalkanlah semua itu! Akibat ketujuh belas, maksiat menghalangi syafaat Rasulullah dan Malaikat. Kecuali, bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada jalan yang lurus. Allah swt. berfirman, โMalaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyla-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih d iantara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan.โ Al-Mukmin 7-9 Akibat kedelapan belas, maksiat melenyapkan rasa malu. Padahal, malu adalah pangkal kebajikan. Jika rasa malu telah hilang dari diri kita, hilangkah seluruh kebaikan dari diri kita. Rasulullah bersabda, โMalu itu merupakan kebaikan seluruhnya. Jika kamu tidak merasa malu, berbuatlah sesukamu.โ HR. Bukhari Maโasyiral muslimin rahimakumullahโฆ. Akibat kesembilan belas, maksiat yang kita lakukan adalah bentuk meremehkan Allah. Jika kita melakukan maksiat, disadari atau tidak, rasa untuk mengagungkan Allah perlahan-lahan lenyap dari hati kita. Ketika kita bermaksiat, kita sadari atau tidak, kita telah menganggap remeh adzab Allah. Kita mengacuhkan bahwa Allah Maha Melihat segala perbuatan kita. Sungguh ini kedurhakaan yang luar biasa! Saudaraku yang dimuliakan Allahโฆ. Maksiat memalingkan perhatian Allah atas diri kita. Ini akibat yang kedua puluh. Allah akan membiarkan orang yang terus-menerus berbuat maksiat berteman dengan setan. Allah berfirman, โDan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.โ Al-Hasyir 19 Maksiat melenyapkan nikmat dan mendatangkan azab. Ini akibat yang kedua puluh satu. Allah berfirman, โDan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.โ Asy-Syura 30 Ali berkata, โTidaklah turun bencana melainkan karena dosa. Dan tidaklah bencana lenyap melainkan karena tobat.โ Karena itu, bukankah sekarang waktunya bagi kita untuk segera bertobat dan berhenti dari segala maksiat yang kita lakukan? Dan akibat yang terakhir, yang kedua puluh dua, maksiat memalingkan diri kita dari sikap istiqamah. Kita hidup di dunia ini sebenarnya bagaikan seorang pedagang. Dan pedagang yang cerdik tentu akan menjual barangnya kepada pembeli yang sanggup membayar dengan harga tinggi. Saudaraku, siapakah yang sanggup membeli diri kita dengan harga tinggi selain Allah? Allah-lah yang mampu membeli diri kita dengan bayaran kehidupan surga yang abadi. Jika seseorang menjual dirinya dengan imbalan kehidupan dunia yang fana, sungguh ia telah tertipu! Maโasyiral muslimin rahimakumullahโฆ. Renungkan! Renungkanโฆ! Semoga Allah menjaga kita semua dari perbuatan maksiat. Amin. dkwt ุจุงุฑู ุงููู ููุง ูููู
ูู ุงููุฑุขู ุงูุนุธูู
ูููุนูุง ูุฅูุงูู
ุจู
ุง ููู ู
ู ุงูุขูุงุช ู ุงูุฐูุฑุงูุญููู
ูุงุณุชุบูุฑูุง ุงููู ูุฅูู ูู ุงูุบููุฑ ุงูุฑุญูู
download
Maksiat artinya sikap durhaka, yaitu dengan meninggalkan perintah Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam dan mengerjakan larangan-Nya. Allah Subhanahu wa Taโala mengancam mereka yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dengan neraka, Dia berfirman,ููู
ููู ููุนูุตู ุงูููููู ููุฑูุณูููููู ููููุชูุนูุฏูู ุญูุฏููุฏููู ููุฏูุฎููููู ููุงุฑูุงโDan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka.โ QS. An Nisaaโ 14Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ููููู ุฃูู
ููุชูู ููุฏูุฎูููููู ุงูุฌููููุฉู ุฅููููุง ู
ููู ุฃูุจููยป ุ ููุงูููุง ููุง ุฑูุณูููู ุงููููููุ ููู
ููู ููุฃูุจููุ ููุงูู ู
ููู ุฃูุทูุงุนูููู ุฏูุฎููู ุงูุฌููููุฉู ููู
ููู ุนูุตูุงููู ููููุฏู ุฃูุจููยปโSetiap umatku akan masuk surga selain orang yang enggan masuk surga.โ Para sahabat bertanya, โWahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?โ Beliau menjawab, โOrang yang taat kepadaku akan masuk surga dan orang yang durhaka kepadaku dialah orang yang enggan masuk surga.โ HR. Bukhari dari Abu HurairahPerbuatan maksiat terbagi dua Maksiat dosa besar dan maksiat kecil. Maksiat besar atau dosa besar adalah perbuatan yang dilarang Allah dan Rasul-Nya, di mana perbuatan tersebut ada hadnya hukumannya di dunia, atau adanya ancaman berupa azab, dan kemurkaan di akhirat, atau adanya laknat terhadap pelakunya. Misalnya tujuh dosa besar yang telah disebutkan sebelumnya, meninggalkan shalat, enggan membayar zakat, tidak berpuasa Ramadhan, berzina, mencuri, durhaka kepada orang tua, memutuskan tali silaturrahim, bermain judi, bersikap sombong, meminum minuman keras, maksiat atau dosa yang disebutkan di atas tidak boleh menjadikan seseorang meremehkan dosa kecil, karena dosa kecil juga bisa berubah menjadi dosa besar ketika pelakunya meremehkannya, senantiasa melakukannya, bangga dalam mengerjakannya, atau terang-terangan melakukannya. Oleh karena itu, sikap seorang muslim terhadap maksiat adalah tidak melihat dosa itu; besar atau kecil, tetapi ia lihat kepada siapa dia bermaksiat?Di samping itu, sikap meremehkan dosa adalah sikap orang fasik. Ibnu Masโud radhiyallahu 'anhu berkata, โSesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah sebuah bukit, ia takut kalau bukit itu runtuh menimpanya. Sedangkan orang fajir fasik memandang dosa-dosanya seakan-akan ada lalat yang menempel di hidungnya, lalu ia berbuat seperti ini โyakni dengan tangannya- ia menyingkirkan lalat itu.โ Diriwayatkan oleh BukhariWallahu aโlam
Secara umum bisa dikatakan bahwa agama hanya terdiri dari dua hal; melakukan perintah dan menjauhi larangan. Yang pertama sering juga disebut sebagai perilaku taat pada Allah, sedangkan yang kedua bisa disebut sebagai menjauhi maksiat pada Allah. Jika direnungkan, alat yang dilakukan oleh seorang manusia untuk melakukan dua hal tersebut adalah sama yaitu anggota tubuh. Semula Allah menciptakan tubuh manusia sebagai nikmat untuk mereka nikmati dan amanah untuk mereka jaga. Jika dihubungkan dengan firman Allah Adz-Dzaariyaat ayat 56, โDan Aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepadaku", maka Allah ciptakan anggota tubuh untuk manusia sebagai alat mereka beribadah pada Allah. Jika manusia melakukan sebaliknya, tidak beribadah pada Allah atau malah bermaksiat menentang Allah, maka mereka bisa dikatakan tidak tahu diri, mengkhianati amanah Allah. Seorang ulama bahkan mengatakan bahwa itu adalah kekufuran terbesar terhadap nikmat ini, menarik ungkapan Imam Al Ghazali, โAl-muhajir man hajar al-suโ wal mujahid man jahad hawahโ yang bermakna seorang dikatakan melakukan hijrah ketika dia beranjak menjauh dari sebuah hal buruk, dan ia dikatakan sebagai seorang yang jihad ketika memerangi hawa nafsunya. Dengan kata lain, orang yang melakukan ketaatan pada Allah sudah layak disebut sebagai seorang yang jihad, dan orang yang menjauhi maksiat sesungguhnya telah berhijrah. Ungkapan beliau ini menjadi lebih penting jika didudukkan pada konteks sekarang ini ketika hijrah sudah diredefinisi oleh kalangan radikalis menjadi jihad fisik menuju penampilan, baik pakaian dan tubuh, ala Arab yang mereka pahami sebagai ala Islam. Masih berkaitan dengan tubuh, dijelaskan dalam kitab Bidayah al Hidayah bahwa tujuh anggota tubuh berikut adalah titik paling rawan untuk bergeser dari ketaatan menjadi kemaksiatan yaitu mata, telinga, lisan, perut, farji, tangan, dan kaki. Sebuah ungkapan teologis terkait ini pernah disampaikan, bahwa jahanam memiliki tujuh pintu, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang bermaksiat dengan tujuh anggota tubuh membantu kita untuk melihat bahkan dalam gelap, memudahkan kita memenuhi kebutuhan, dan menyaksikan keajaiban-keajaiban alam yang menunjukkan kuasa Allah. Adalah sangat mungkin manusia diciptakan memiliki mata untuk setidaknya tujuan-tujuan tersebut. Namun banyak juga manusia yang melihat sesuatu yang membangkitkan syahwat mereka, yang kemudian membuat mereka lupa dan lalai beribadah pada Allah. Mereka juga seringkali melihat aib orang lain, bahkan memperlihatkannya pada publik. Ulama bahkan mencatat sebuah peringatan agar kita tidak melihat makhluk Allah, terutama manusia terlebih lagi sesama Muslim, dengan pandangan yang merendahkan. Jika kita melakukan yang demikian, kita sama saja sedang menaikkan diri kita, sehingga bisa memandang rendah pada yang lain sehingga kita telah termasuk golongan orang yang sombong. Padahal, sebagaimana yang sering dikatakan dalam diskusi tasawuf, yang berhak untuk sombong hanyalah Allah. Ini tentu berbeda dalam nilai dengan praktik-praktik keberagamaan yang berkembang akhir-akhir ini. Umat beragama bukan hanya merendahkan umat beragama lain, namun juga menyalahkan dan menzalimi mereka. Andai saja catatan peringatan ulama ini mereka dengar dan amalkan, mungkin kerusakan dan kekerasan yang tidak perlu itu tidak akan ada. Celakanya, mereka juga menamakan diri sebagai ulama. Jika seseorang bisa memilih, akal sehatnya akan menuntunnya memilih ulama yang menuntun pada kedamaian, bukannya kekerasan dan perilaku yang bisa kita gunakan untuk mendengarkan gunjingan, perkataan buruk, atau gosip-gosip yang berisi keburukan orang lain. Telinga juga bisa kita gunakan untuk mendengarkan kalam Allah, hadits nabi, hikmah dan kebijaksanaan hidup dari para wali, atau ilmu yang bermanfaat dari para ulama. Sebelum dijelaskan lebih jauh, penting kiranya untuk disoroti kriteria ilmu bermanfaat yang patut untuk didengarkan. Ilmu yang bermanfaat bisa dimaknai sebagai ilmu yang menambah kesadaran diri akan posisi dan status kita terhadap Allah, dan di waktu yang sama mengurangi ketergantungan kita pada dunia. Keputusan untuk memilih merugi dengan melakukan hal-hal buruk tadi, atau beruntung dengan melakukan hal-hal ibadah, ada di tangan manusia. Yang perlu digarisbawahi agar tidak disalahpahami adalah bahwa dalam terjadinya sebuah hal buruk, pergunjingan misalnya, sang penutur dan pendengar mendapatkan dosa yang sama. Ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi โInna al-mustamiโ syarik al-qaโil, wa huwa ahad al-mughtabaynโ, yang artinya si pendengar adalah partner bagi si penutur, jadi keduanya disebut sebagai pelaku sering disebut sebagai alat yang paling mudah menyebabkan tergelincirnya seseorang ke jurang neraka. Lisan yang sebenarnya diciptakan agar manusia bisa melantunkan kalam Allah, memperbanyak dzikir pada Allah, saling mengingatkan tentang kebaikan dengan siapapun, atau hanya sekedar mengungkapkan kebutuhan terkait kehidupan, sangat mungkin mengeluarkan satu kalimat yang nantinya menjadi tiket utama dijatuhkannya manusia ke neraka dalam lapisannya yang terbawah. Sebuah hadis menegaskan โInna al-rajul layatakallam bi al-kalima fa yahwi biha fi jahannam sabโin kharifโ yang artinya sungguh seseorang bisa mengatakan satu kalimat saja yang bisa menjadi sebab tergelincirnya ia ke neraka jahanam. Seorang sahabat pernah menyaksikan sahabat lain meninggal dalam sebuah peperangan, lalu berkata โia akan dirindukan oleh surgaโ. Mendengar ungkapan ini, Nabi kemudian memberikan respon โkalian hanya tidak tahu, selama hidup ia mengatakan sesuatu yang tidak berguna bagi dirinya, dan pelit, enggan memberikan sesuatu yang sebenarnya juga tidak akan membuatnya kayaโ.Sebegitu pentingnya lisan, ulama menjelaskan ada delapan hal yang bisa menjadikan lisan senjata yang membunuh manusia yaitu berbohong, bersumpah palsu, menggunjing, memojokkan dengan mencecar, menyucikan membanggakan diri, melaknat, berdoa buruk pada makhluk, dan bercanda. Kita seringkali berbohong baik ketika bercanda atau tidak. Ulama memberikan peringatan untuk tidak membiasakan berbohong walaupun ketika bercanda, karena itu akan merembet pada perkataan-perkataan di luar candaan. Ini tentu tidak baik, dan memiliki implikasi buruk yang besar. Dalam ilmu hadits, orang yang menggunakan kebohongan walaupun ketika bercanda, tidak layak diberi status tsiqah konsisten.Sumpah palsu bisa digolongkan sebagai salah satu tanda kemunafikan. Ini bisa dimaknai di luar makna leksikalnya sebagai sumpah yang tidak ditunaikan. Kita bisa memahaminya sebagai perbuatan yang tidak sesuai dengan ucapan. Jika harus memilih, bukankah lebih baik berperilaku taat tanpa berucap tentangnya, daripada berucap tanpa berbuat? Menggunjing perlu dimaknai dengan lebih hati-hati. Jika seseorang mengungkapkan sesuatu terkait orang lain, dan orang lain tersebut merasa tidak nyaman karenanya, maka itu termasuk menggunjing dan menzalimi. Bahkan jika sesuatu itu tidak sesuai dengan kenyataan, orang itu bukan lagi menggunjing, namun melakukan fitnah. Allah telah memberikan perumpamaan terhadap hal ini dengan salah satu perumpamaan yang paling buruk, yaitu memakan daging kawan sendiri. Dalam sebuah hadis juga dijelaskan siapapun yang berusaha menjaga agar aib saudaranya tidak terlihat oleh orang lain, Allah akan melakukan hal yang sama padanya. Jika ia melakukan sebaliknya, Allah akan membalas baik di dunia maupun di akhirat. Ulama telah memberikan narasi yang baik tentang ini. Jika kita mengetahui orang lain melakuan kesalahan, lalu kita berkata โSaya merasa tidak nyaman dengan itu, semoga Allah menjadikannya sadar,โ kita telah melakukan dua kekeliruan sekaligus; menggunjing dengan mengatakan hal buruk orang lain, dalam hal ini kesalahan, dan menyucikan diri dengan menganggap diri lebih baik karena tidak melakukan kesalahan tersebut. Dalam kasus ini, ulama telah memberikan wejangan agar melafalkan doa tersebut dalam hati sirri, karena jika memang kita bersimpati pada orang itu, kita tidak akan mengungkapkan keburukan orang itu pada orang lain. Seharusnya kita disibukkan dengan introspeksi diri. Jika kita melihat diri kita kemudian tidak menemukan aib baik yang terkait dengan agama ataupun dunia, maka kita sedang mengalami kebodohan yang paling merugikan. Muhammad Nur Hayid
Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan. Kebaikan dan keburukan, kuat dan lemah, menang dan kalah, panjang dan pendek, ketaatan dan kemaksiatan, dan seterusnya. Manusia tidak ada yang dapat melepaskan diri dari maksiat tidak selalu diidentikkan dengan tindakan yang melanggar asusila. Maksiat sendiri berasal dari bahasa Arab, ู
ุนุตูุฉ asal katanya ุนุตู ูุนุตู yang maknanya menentang, mendurhakai, melanggar, dan membangkang. Artinya jika kita durhaka kepada Allah dengan melanggar larangan-larangan yang telah ditetapkan-Nya maka otomatis kita telah bermaksiat kepada Allah subhanahu wataโ berfirman dalam Surat an-Nisa ayat 14ููู
ููู ููุนูุตู ุงูููู ููุฑูุณูููููู ููููุชูุนูุฏูู ุญูุฏููุฏููู ููุฏูุฎููููู ููุงุฑูุง ุฎูุงููุฏูุง ูููููุง ูููููู ุนูุฐูุงุจู ู
ููููููโDan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.โ QS an-Nisa14Ayat di atas mencantumkan redaksi efek dari perbuatan durhaka atau maksiat kepada Allah yang berupa kekekalan di dalam neraka. Bentuk hukuman yang berat menunjukan suatu larangan yang wajib hari seorang sahabat yang bernama Wabishah mendatangi Rasulullah untuk bertanya apa yang dimaksud kebaikan dan apa yang dimaksud dengan keburukan. Rasulullah mengatakan kepada Wabishahููุง ููุงุจูุตูุฉู ุงุณูุชูููุชู ููููุณูููุ ุงููุจูุฑูู ู
ูุง ุงุทูู
ูุฃูููู ุฅููููููู ุงููููููุจูุ ููุงุทูู
ูุฃููููุชู ุฅููููููู ุงููููููุณูุ ููุงููุฅูุซูู
ู ู
ูุง ุญูุงูู ููู ุงููููููุจูุ ููุชูุฑูุฏููุฏู ููู ุงูุตููุฏูุฑูุ ููุฅููู ุฃูููุชูุงูู ุงููููุงุณู ููุฃูููุชูููููโWahai Wabishah, mintalah petunjuk dari jiwamu. Kebaikan itu adalah sesuatu yang dapat menenangkan dan menenteramkan hati dan jiwa. Sedangkan keburukan itu adalah sesuatu yang meresahkan hati dan menyesakkan dada, meskipun manusia membenarkanmu dan manusia memberimu fatwa membenarkan.โ Musnad AhmadSetiap larangan memiliki konsekuensi atau akibat yang akan ditanggung oleh pelakunya, begitu pun kemaksiatan. Imam al-Hรขrits al-Muhรขsibi memperingati kita dalam kitabnya, Risalah al-Mustarsyidรฎnููุงุนูููู
ู ููุง ุฃูุฎูู ุฃูููู ุงูุฐููููููุจู ุชูููุฑูุซู ุงููุบูููููุฉู ููุงููุบูููููุฉู ุชูููุฑูุซู ุงููููุณูููุฉู ููุงููููุณูููุฉู ุชูููุฑูุซู ุงููุจูุนูุฏู ู
ููู ุงูููู ููุงููุจูุนูุฏู ู
ููู ุงูููู ููููุฑูุซู ุงููููุงุฑู ููุฅูููู
ูุง ููุชููููููุฑู ููู ููุฐููู ุงูุฃูุญูููุงุกู ููุฃูู
ููุง ุงูุฃูู
ูููุงุชู ููููุฏ ุฃู
ูุงุชูููุง ุฃูููููุณูููู
ู ุจูุญูุจูู ุงูุฏููููููุงโKetauhiilah wahai saudaraku, bahwa dosa-dosa mengakibatkan kelalaian, dan kelalaian mengakibatkan keras hati, dan keras hati mengakibatkan jauhnya diri dari Allah, dan jauh dari Allah mengakibatkan siksaan di neraka. Hanya saja yang memikirkan ini adalah orang-orang yang hidup, adapun orang-orang yang telah mati, sungguh mereka telah mematikan diri mereka dengan mencintai dunia.โ Imam al-Hรขrits al-Muhรขsibi, Risรขlah al-Mustarsyidรฎn, Dar el-Salรขm, hal. 154-155Syekh Abdul Fattah Abu Guddah meringkas akibat-akibat dari maksiat dan dosa dari kitab al-Jawรขb al-Kรขfi liman Sa`ala an ad-Dawรข asy-SyรขfiDi antara akibat melakukan kemaksiatan adalah terhalangnya ia dari ilmu dan rezeki; timbul perilaku menyimpang antara dirinya dengan Allah, dan dirinya dengan orang lain; mempersulit urusan-urusannya; gelapnya hati, wajah, dan kuburan; lalainya hati dan badan, terhalangnya dari ketaatan, sia-sianya umur, menumbuhkan kemaksiatan sejenisnya, melemahkan keinginannya untuk taat pada Allah subhanahu wataโ menjadi sebab hinanya ia di sisi Allah, merugikan orang-orang sekitarnya dan juga hewan-hewan, mewariskan kehinaan, merusak hati, mengunci mati hati pelakunya, memasukkan pelakunya kepada golongan yang akan dilaknat Rasulullah, dikeluarkannya ia dari golongan yang mendapat doa dari Rasul dan malaikat bagi orang yang bertakwa Imam al-Hรขrits al-Muhรขsibi, Risรขlah al-Mustarsyidรฎn, Dar el-Salรขm, hal. 158Di atas adalah beberapa akibat dari perilaku maksiat. Selain itu masih banyak akibat-akibat yang tidak disebutkan di sini. Cukuplah akibat-akibat di atas menjadi pengingat bagi kita agar kita lebih berhati-hati. Imam Ibnu Qayyim al-Jauzi berkata dalam kitabnya Shayd al-Khรขthir, โTidaklah merasakan kenikmatan maksiat melainkan orang yang selalu lalai, adapun orang mukmin yang sadar, maka sesungguhnya ia tidak merasakan kenikmatan dari maksiat, karena ilmunya akan menghentikan perbuatan tersebut bahwa perilaku maksiat adalah haram. Imam al-Hรขrits al-Muhรขsibi, Risรขlah al-Mustarsyidรฎn, Dar el-Salรขm, hal. 158Syekh Mushtofa as-Sibรขโi memberikan tips untuk menghindar dari maksiat dalam kitabnya Hรขkadzรข Allamtanรฎ al-Hayรขtุฅุฐุง ูู
ูุช ููุณู ุจุงูู
ุนุตูุฉ ูุฐูุฑูุง ุจุงูููุ ูุฅุฐุง ูู
ุชุฑุฌุน ูุฐูุฑูุง ุจุฃุฎูุงู ุงูุฑุฌุงูุ ูุฅุฐุง ูู
ุชุฑุฌุน ูุฐูุฑูุง ุจุงููุถูุญุฉ ุฅุฐุง ุนูู
ุจูุง ุงููุงุณุ ูุฅุฐุง ูู
ุชุฑุฌุน ูุงุนูู
ุฃูู ุชูู ุงูุณุงุนุฉ ูุฏ ุงูููุจุช ุฅูู ุญููุงู.โApabila dirimu tergerak melakukan maksiat maka ingatlah Allah. Apabila rasa itu belum hilang juga maka ingatlah akhlak seseorang yang mulia. Apabila belum hilang juga maka ingatlah dengan terungkapnya maksiat tersebut apabila orang-orang mengetahuinya, apabila belum hilang juga maka ketahuilah saat itu juga engkau telah berubah menjadi binatang!โ Syekh Mushtafa as-Sibรขโi, Hรขkadzรข Allamtanรฎ al-Hayรขt, hal. 13.Semoga dengan pemaparan di atas, kita menjadi hamba Allah yang lebih berhati-hati dari perilaku kemaksiatan. รmรฎn..Amien Nurhakim
hadits tentang maksiat kepada allah dapat menghalangi ilmu